Pada awalnya gampong ujong tanjong belum punya nama, masih hutan belantara. Disebelah hutan tersebut terdapat sebuah sungai (sekarang sunga/krueng meureubo), sungai tersebut memiliki tanjung (daratan yang merojok ke sungai). Di atas tanjung tersebut ada pohon tanjung dan pohon punti.
Pada suatu ketika kira-kira tahun 1.700-an, terdamparlah kapal perantau dari minang kabau (padang) yang penumpangnya sebanyak 12 orang disebuah pulau (sekarang; meulaboh). Perantau tersebut melanjutkan lagi pelayaran melewati sebuah kuala (sekarang; kuala meureubo) hingga terlihatlah oleh mereka sebuah daratan (sekarang; ujong tanjong) yang alamnya sangat subur. Di antara 12 orang perantau tersebut bernama abdul manaf (kapten kapal), karena melihat alamnya yang subur abdul manaf memerintahkan ke-11 orang pengikutnya untuk membuat sebuah pemukiman sementara tempat mereka menetap. Setelah beberapa saat, ke-12 perantau tersebut berlayar kembali ke kampung halaman mereka untuk mengambil perlengkapan dan sebagainya. Setelah mengambil perlengkapannya, mereka kembali berlayar menuju pemukiman yang telah mereka bangun sebelumnya. Selang 20 tahun kemudian datang lagi 7 sampai 8 orang perantau dari minang kabau (kalangan cerdik pandai), mereka juga melalui kuala hingga tiba didaratan yang bertanjung tersebut.
Kapal tumpangan mereka ikatkan pada pohon punti dan pohon tanjung, mereka berjalan menyusuri hutan hingga melihat sebuah pemukiman yang sangat subur sehingga mereka juga berniat untuk menetap. Setelah mereka bertemu dengan kelompok yang pertama kali singgah, terjadilah perebutan wilayah (peperangan antar dua kelompok). Sebelum peperangan tersebut terjadi, didahului dengan membuat perjanjian yang isinya adalah kelompok yang menang akan menjadi raja dan yang kalah menjadi pengikutnya. Peperangan tidak dilakukan dengan kekerasan, kelompok kedua merasa mereka akan kalah jumlah pasukan apabila memaksakan perang denga kekuatan fisik. Akhirnya mereka dengan cerdik mengajak kelompok pertama untuk berperang dengan memakai otak (kecerdasann). Setelah peperangan ide tersebut berlangsung dengan seru, akhirnya kelompok kedua yang terkenal memang sangat cerdik itu yang memenangkan peperangan tersebut. Sesuai dengan perjanjian, akhirnya kelompok pemenang yang dipimpin oleh seorang datok yang bernama Datok Janggot Meuh berhak untuk menjadi pemimpin di wilayah tersebut.
Setelah wilayah tersebut memiliki pemimpin yang sangat cerdik dan bijaksana, wilayah tersebut berkembang daengan sangat pesat. Kemudian Datok Janggot Meuh mengadakan musyawarah untuk membuat nama untuk wilayah yang telah mereka duduki tersebut. Dari hasil wawancara itu maka dinamailah wilayah tersebut dengan nama Ujong Tanjong yang didasari oleh di tempat pertama mereka berlabuh daratannya agak bertanjung (tanah berujong) serta terdapat sabatang pojon tanjung dekat tanah berujong tersebut.
Setelah sekian lama penduduk wilayah tersebut semakin bertambah, mereka hidup dengan aman dan tentram. Tak lama kemudian, Datok Abdul Manaf meninggal dunia dan dikebumikan di jurong perjuangan. Beberapa tahun kemudian disusul oleh wafatnya Datok Janggot Meuh yang dikebumikan di wilayah bagian barat Gampong Ujong Tanjong dan seterusnya wilayah bagian barat gampong itu diberi nama Jurong Datok Janggot Meuh.